Minggu, 22 Desember 2013

AUDIT ATAS SALDO KAS (AUDIT OF THE CASH BALANCES)

“MAKALAH PENGAUDITAN II”
AUDIT ATAS SALDO KAS (AUDIT OF THE CASH BALANCES)
  
       Disusun OLEH :
                  KELOMPOk   :7(tujuh)

AMRI HARDIKA       (110420037)
BAHRIZAL                 (110420048)
                             RIDWAN                      (110420067)
         

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
2013-2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”AUDIT ATAS SALDO KAS(audit of the cash balances)”,tepat sesuai waktu yang ditentukan.
Berbagai sumber referensi dasar dan esensial yang relevan dari buku pengauditan 2,kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih. Pemateri menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan baik dari segi teknis maupun isi, oleh karena itu pemateri mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi pembuatan makalah selanjutnya. Oleh karena itu, penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan berguna bagi pembacanya.




                                                                            Lhokseumawe, SEPTEMBER 2013
                                                                                               

                                                                                                Pemateri









BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kas merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam siklus kecuali persediaan dan pergudangan.Jadi,masuk akal untuk mempelajari bidang audit ini paling akhir karena bukti yang diakumulasi untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian dalam siklus lainnya sebagai contoh,jika pemahaman editor mengenai pengendalian internal dan pengujian pengendalian serta pengujian substantive atas transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran menyebabkan yakin untuk mengurang penilaian resiko pengendalian serendah mungkin.Auditor dapat mengurangi pengujian atas rincian saldo akhir kas.Akan tetapi,jika auditor menyimpulkan bahwa penilaian risiko pengendalian harus lebih tinggi,pengujian akhir tahun yang ekstensif mungkin diperlukan.
Kas merupakan hal yang penting bagi auditor terutama karena besarnya potensi kecurangan,seperti yang diilustrasikan oleh kasus pardoe manufacturing,tetapi klien juga dapat melakukan kesalahan yang tidak disengaja.

1.2  Rumusan Masalah
1.Apa saja jenis-jenis akun kas.
2.Bagaimana audit atas akun kas umum.
3.Bagaimana Prosedur Berorientasi kecurangan.

1.3  TUJUAN
Untuk mengetahui jenis akun karena pendekatan auditing atas setiap jenis bebeda-beda dan untuk mengetahui hubungan akun kas umum dan akun kas lain.
BAB II
PEMBAHASAN
AUDIT ATAS SALDO KAS(AUDIT OF THE CASH BALANCES)

2.1 Jenis-jenis akun kas
            Berikut ini adalah jenis-jenis akun yang utama:
v  Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu.Misalnya, pengeluaran dalam siklus akusisi dan pembayaran biasanya dibayar melalui akun kas umum, dan penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penagihan juga disetorkan ke dalam akun tersebut.Disamping itu,setoran dan pengeluaran untuk semua akun kas lainnya biasanya dilakukan melalui akun kas umum.Sebagian besar perusahaan kecil hanya memiliki satu rekening bank,yaitu akun kas umum. Contohnya: pengeluaran untuk siklus akuisisi dan pembayaran biasanya dibayar dari akun ini, sementara penerimaan kas dalam siklus penjualan dan penaagihan disetorkan dalam akun ini.
v  Akun gaji Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan pengendalian internal pembayaran gaji. Saldo tetap, misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun bank penggajian. Segera sebelum setiap periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun kas umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun penggajian. Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank seharusnya memiliki saldo Rp. 5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan.Bagi perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak,penggunaan akun gaji dan upah impres dapat meningkatkan pengendalian intern dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk merekonsiliasi akun-akun bank.
Terdapat jenis akun impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan pengeluaran. Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk setiap divisi berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan ke dalam akun impres dan totalnya dipindahkan ke akun umum secara periodik. Akun pengeluaran dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara yang berbeda dengan akun pengajian impres.
A.    Akun Bank Cabang
Akun bank cabang berguna untuk membangun relasi dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
B.     Dana Kas Kecil Impres
Dana kas kecil impres bukan merupakan akun bank, tetapi hampir sama dengan kas pada bank.Akun kas kecil biasanya merupakan akun kas yang simpel untuk keperluan biaya yang mendadak. Akun ini digunakan untuk pengeluaran kas berjumlah kecil yang lebih mudah dibayarkan jika menggunakan uang tunai dibandingkan dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek gaji atau pribadi.
C.     Setara Kas
Perusahaan ini biasanya menginvestasikan kelebihan akumulasi kas dalam bagian tertentu dalam suatu siklus, dimana kas tersebut akan diperlukan dalam waktu dekat dan bisa disebut setara kas yang sangat likuid. Setara kas meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga. Sekuritas yang dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih panjang bukan merupakan setara kas.


Menunjukkan hubungan-hubungan kas umum dengan akun kas lainnya.Semua kas akan berasal dari atau disetor ke kas umum.Bab ini memusatkan pada tiga jenis akun:akun kas umum,akun bank gaji dan upah impres,dan dana kas kecil impres.

2.2 KAS DI BANK DAN SIKLUS-SIKLUS TRANSAKSI
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke  akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan  transaksi kas dilakukan dengan benar.
Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank :
  • Kesalahan dalam menagih konsumen
  • Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat, dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
  • Duplikasi pembayaran faktur vendor
  • Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
  • Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
  • Pembayaran atas karyawan  lebih besar daripada jam kerja aktualnya
  • Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga sebenarnya
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi :
  • Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
  • Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
  • Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
  • Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak dimasukkan dalam catatan klien.
Metode untuk menemukan kesalahan-kesalahan tersebut dengan penggujian rekonsiliasi bank klien akan menjadi jelas jika telah dipelajari.Sampai di sini kiranya penting untuk membedakan antara penggujian transaksi yang berkaitan dengan akun kas dan penggujian yang menetapkan apakah saldo buku telah cocok dengan saldo bank.








2.3 AUDIT ATAS AKUN KAS UMUM
Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.
v  Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.

v  Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji material dalam kas.
Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.


v  Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu:
  1. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan pengeluaran kas.
  2. Rekonsiliasi bank independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi kas, yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi, pengendalian utama meliputi pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatangan cek dan fungsi utang dagang,penandatanganan cek hanya dilakukan oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada kertas khusus, adanya telaah yang saksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika penegendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi, verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan tindakan berikut ini:
    • Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
    • Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
    • Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada pencatatan setoran kas.
    • Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
    • Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan saldo bank dan memeriksa kewajaranya dalam bisnis klien.
    • Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
    • Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
    • Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai bagian dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal dalam melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel yang kompoten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah selesai.
v  Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.
v  Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting dibandingkan area audit lainya.
Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan salah saji pada kas.
v  Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang paling penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan. Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank.
v  Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan konfrimasi, maka auditor perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan bank untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan konfirmasi kepada auditor, agar memudahkan auditor maupun pihak bank yang diminta mengisi konfirmasi, di Amerika Serikat, AICPA menyetujui penggunaan formulir bank standar.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang sama. Infromasi pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di bagian bawah formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut.
Dampak dari tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Sama halnya, bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi bank. Sama halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul audit lainnya. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus memeriksa selisihnya.
v  Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan pembatalan cek terkait, duplikan slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7 samoai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
  • Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo kredit.
  • Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
  • Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh bank pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.
v  Pengujian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
  • Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
  • Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
  • Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
  • Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar  yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
  • Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.
  • Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.

2.4. PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN
Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan tugas antara pemegang kas dan pencatatn transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk menemukan kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung terkait dengan saldo kas akhir tahun.
       Perimbangan utama dalam audit saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk mentukan kemungkinan adanya kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas yang tidak tepat antara penanganan kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen.
Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas:
1. Konfirmasi piutang usaha.
2. Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping.
3. Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa.
4. Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya.
5.Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur penjualan serta pengurangan.
v  Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank tertanggal.
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.
v  Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentkan apakah:
  • Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
  • Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
  • Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank
  • Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.


Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periodepembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan  di kliring bank dengan yang dicatatdalam jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkanpengujian susbtantif atas transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan rekonsiliasi bank.
v  Pengujian Transfer Antarbank
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
  • Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
  • Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
  • Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya kas.
  • Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
  • Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.
2.5. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES
Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar. Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan laporan bank atas pisah batas.
Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.





2.6. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
v  Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dan impres yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan jumlah total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan sesuai kebijakan perusahaan.
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain  yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.
v  Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil dibandingkan saldi akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus meliputi:
  •  Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
  • Memperhatikan urutan voucher kas kecil
  • Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
  • Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.











BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jenis-jenis akun kas
Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini pada suatu waktu.
Akun gaji Impres
Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres. Bagi perusahaan-perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak,penggunaan akun gaji dan upah impres dapat meningkatkan pengendalian intern dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk merekonsiliasi akun-akun bank.
Auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke  akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan  transaksi kas dilakukan dengan benar.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material. Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.

DAFTAR PUSTAKA
Arens,pengauditan2.
Ikarosalia.wordpress.com/2012/06/04/audit-saldo-kas
Sehwahyulestari.blogspot.com/2013/01/05/audit-saldo-kas


0 komentar:

Posting Komentar