
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK
4
HARYATI SAPUTRI (110420040)
IRWAN (110420056)
MUDHAHAR (110420058)

JURUSAN
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2013-2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Rumusan Masalah........................................................................ 1
1.2
Tujuan Pembuat Makalah............................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemeriksaan Siklus Persediaan...................................................... 2
2.2 Fungsi
Bisnis Dalam Siklus Persediaan Dan Dokumen Terkait........ 2
2.3 Bagian-Bagian Dari Audit Atas
Persediaan................................... 5
2.4 Audit Atas Akuntansi Biaya......................................................... 7
2.5 Prosedur
Analitis........................................................................... 10
2.6 Audit Atas Penetapan Harga Dan
Komplikasi Persediaan............ 16
2.7 Memadukan
Pengujian.................................................................. 19
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................ 22
3.2
Saran......................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan membahas audit
proses persediaan dan pergudangan untuk audit atas laporan keuangan, konsep
yang dicakup untuk penetapan risiko pengendalian dapat diterapkan pada audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan untuk perusahaan publik. Sisa
dari bab ini membahas prosedur-prosedur substantif yang dilaksanakan auditor
untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang memadai atas akun-akun yang
dipengarui proses persediaan dan pergudangan. Siklus persediaan dan pergudangan
sangat unik karena erat kaitannya dengan siklus transaksi lainnya. Bahan baku
dan buruh langsung masuk ke siklus persediaan dan pergudangan, masing-masing
dari siklus perolehan dan pembayaran. Siklus persediaan dan pergudangan diakhiri
dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penerimaan kas.
1.1 Rumusan masalah
1. Apa
itu audit atas siklus persediaan dan pergudangan ?
1.2 Tujuan pembuatan
makalah
1.
Untuk mengetahui audit siklus persediaan dan pergudangan.
BAB II
PEMBAHASAN
Persediaan
dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada jenis usaha perusahaan yang
bersangkutan. Untuk usaha eceran dan perkulakan, persediaan terpenting adalah
barang dagang. Untuk rumah sakit, makanan dan obat-obatan. Perusahaan manufaktur
memiliki persediaan bahan baku, bahan lain untuk proses produksi, barang dalam
proses manufaktur, dan barang jadi tersedia untuk dijual.
2.1 PEMERIKSAAN
SIKLUS PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha. Audit atas persediaan sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak waktu,karena:
a. Pada umumnya
persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca,
dan sering merupakan unsur terbesar
dari keseluruhan modal kerja (working capital account)
b. Persediaan
berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara fisik
serta penghitungannya
c. Keanekaragaman jenis persediaan
menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
d. Penilaian atas persediaan juga selalu
menyulitkan karena adanya faktor keuangan
dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke
dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian
persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap
klien tertentu harus menggunakan satu metode secara
konsisten dari tahun ke tahun.
Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya
hubungan siklus ini dengan siklus-siklus transaksi lain di dalam organisasi
tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan pembayaran serta siklus penggajian
dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke dalam perkiraan bahan
baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik (manufacturing
overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan
dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok
penjualan.
2.2 FUNGSI
BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT
Siklus
persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sisitem yang
terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus
barang secara fisik, dan yang kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam
perusahaan,harus ada pengendalian yang cukkup baik atas pergerakan fisik maupun
biaya-biaya yang terkait. Pemeriksaan sekilas terhadap enam fungsi yang
membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan membantu mahasiswa untuk
memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti audit yang diperlukan untuk menguji efektifitasnya.
-
MEMPROSES ORDER
PEMBELIAN
Permintaan
pembelian digunakan untuk memeinta bagian
pembelian untuk meng-order barang persediaan. Permintaan dapat diajukan pegawai
gudang pada saat persediaan mencapai tingkat tertentu, untuk material yang akan
digunakan memproduksi order tertentu pelanggan, atau dilakukan atas dasar
perhitungan periodik dari personil yang berwenang. Apapun metode yang
digunakan, pengendalian atas permintaan pembelian dan order pembelian yang
terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran.
-
MENERIMA BAHAN BAKU
BARU
Penerimaan
barang yang di order adalahbagian dari siklus perolehan dan pembayaran. Barang
diterima harus diperiksa kuantitas dan kualitasnya. Bagian yang menerima
membuat laporan penerimaan barang yang
menjadi bagian daridokumentasi yang perlu sebelum pembayaran dilakukan setelah
inspeksi, barang dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan dikirimkan kebagian
pembelian, gudang dan hutang usaha.
-
MENYIMPAN BAHAN BAKU
Setelah
barang diterima, penyimpanan dilakukan di gudang sampai saatnya dibutuhkan untuk
proses produksi. Barang tersebut dikeluarkan gudang setelah ada permintaan yang
diotorisasi, perintah kerja, dan dokumen lain yang menyebutkan jenis dan jumlah
barang yang diminta.dokumen permintaan ini dugunakan untuk manufaktur berkas
induk persediaan perpetual dan membukukan perpindahan dari akun bahan baku ke
akun barang dalam proses.
-
MEMPROSES BARANG
Proses
pengerjaan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi
untuk masing-masing perusahaan. Besarnya jumlah barang yang akan diproduksi
secara umum dipengaruhi order pelanggan. Ramalan penjualan, tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditetapkan, dan ekonomis tidaknya proses produksi
seringkali bagian pengandalian produksi, harus dibuat ketentuan yang mengatur
kuantitas produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan
perlindungan fisik terhadap barang dalam proses. Bagian produksi harus
mengadakan laporanproduksi dan barang rusak sehingga catatan akuntansi dapat
mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat.
Dalam
perusahaan manufaktur struktur
pengendalian intern akuntansi biaya yang baik adalah bagian penting dari
fungsi proses barang. Struktur pengendalian intern diperlukan untuk menunjukkan
profitabilitas relatif berbagai produk, untuk perencanaan dan pengendalian, dan
untuk menilai persediaan bagi tujuan pelaporan keuangan. Ada dua jenis sistem
biaya secaa umum, walaupun banyakvariasi dan kombinasi dalam praktik: sistem job-order (pekerjaan order) dan proces cost (biaya proses).perbedaan
utamanya adalah pada job-order biaya
yang timbul diakumulasikan pada suatu pekerjaan orde tertentu, dan pada proces-cost biaya per unit produksi
dialokasikan kepada tiap barang proses.
Catatan
akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan dan laporan
yang menunjukkan akumulasi bahan, upah, dan biaya overhead dari suatu pekerjaan
atau proses saat biaya-biaya itu timbul sewaktu pengerjaan atau produk selesai,
biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi
didasarkan laporang bagian penerimaan kas.
-
MENYIMPAN BARANG JADI
Setelah
barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan digudang
menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sisitem pengendalian intern yang
baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi dengan memisahkannya dalam
beberapa area dengan akses terbatas. Pengendalian barang jadi biasanya dianggap
bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas.
-
MENGIRIM BARANG JADI
Pengiriman
barang jadi adalah bagian integral dari siklus penjualan dan penerimaan kas.
Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen pengiriman
yang diotorisasi dengan memadai. Pengendalian untuk pengiriman telah dibahas
pada bab sebelumnya.
-
BERKAS INDUK PERSEDIAAN
PERPETUAL
Satu
bentuk catatan yang belumdibahas sebelumnya adalah berkas induk persediaan
perpetual. Catatan pepetual yang terpisah biasanya diadakan untuk pencatatan
bahan baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan tidak menggunakannya
untukbarang dalam proses.
Berkas
induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai jumlah unit
persediaan yang dibeli, dijual dan yang tersimpan atauinfomasi mengenai biaya
per unit. Untuk yang terakhir biasanya terdapat pada sisitem yang terencana dan
terkomputerisasi.
Untuk
pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbaharui secara
otomatis pada saat pembelian bahan diproses dalam sistem pencatatan transaksi
perolehan. Misalnya, saat sistem komputer memasukkan jumlah unit dan biaya tiap
pembelian bahan, informasi ini digunakan untuk memutakhirkan berkas induk
persediaan perpetual bersamadengan jurnal perolehan dan berkas induk hutang
usaha. Bab 16 menguraikan bagaimana pencatatan transaksi pembelian.
Pemindahan
bahan baku dari gudang harus dibukukan terpisah dalam komputer untuk memperbaharui
catatan perpetual persediaan. Hanya jumlah unit barang yang dipindahakan yang
perlu dibukukan karena komputer dapat menentukan harga per unitnya dari berkas
induk. Berkas induk perpetual persediaan bahan baku berisi, untuk tiap jenis
bahan baku,saldo awal dan akhir unit barang dan harga per unitnya, jumlah dan
biaya per unit tiap pembelian, dan jumlah dan biaya per unit bahan yang
dikeluarkan untuk produksi.
Berkas
indukperpetual persediaan barang jadi mengikutkan informasi serupa dengan bahan
baku, tetapi dengan kompleksitas yang lebih besar jika catatan biaya per unit
juga diikutkan. Biaya-biaya barang jadi terdiri dari bahan baku , buruh
langsung dan biaya overhead yang seringkali membutuhkan alokasi dan
pencatatanyang rinci jika catatan perpetual menyertakan biaya per unit,
pencatatan akuntansi biayanya harus diintigrasikan dalam suatu sistem komputer.
-
IKHTISAR DOKUMENTASI
PERSEDIAAN
Pergerakan
fisik dan dokumentasi yang terkait dalam siklus dasar persediaan dan
pegudangan. Ini menekankan suatu hal penting yaitu bahwa pencatatan biaya dan
penggerakan persediaan harus sejalan dengan arus penggerakan fisik persediaan.
2.3 BAGIAN-BAGIAN
DARI AUDIT ATAS PERSEDIAAN
Tujuan
menyeluruh dalam audit atas persediaan dan pergudangan adalah untuk menetuksn
apakah perrsediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi telah
disajikan secara wajar dalam laporan keuangan. Siklus dasar persediaan dan
pergudangan dapat dibagi menjadi 5 bagian tesendiri.
-
MEMPEROLEH DAN MENCATAT
BAHAN BAKU, BIAYA BURUH DAN OVERHEAD
Bagian
dari siklus persediaan danpergudangan inimengandung tiga fungsi pertama dalam
gambar 18-2 pemrosesan order pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan
bahan tersebut. Pengendalian intern untuk ketiga fungsi ini dipahami lebih
dahulu untuk kemudian diuji sebagai bagian dari pelaksanaan pengujian atas
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus perolehaan
dan pembayaran, auditor harus telah menyimpulkan bahwa pembelian bahan baku dab
biaya manufaktur telah disajikan secara wajar. Demikian pula jika upah adalah
bagian penting dari persediaan, pengujian atas siklus penggajian dan
kepegawaian memberikan verifikasi pencattan akuntansi yang memadai.
-
TRANSFER AKTIVA DAN
BIAYA
Pemindahan
intern tercermin dalam fungsi keempat dan kelima dalam gambar 18-2. Pemrosesan
barang dan penggudangannya. Kedua kegiatan ini tidak berkaitan dengan siklus
lain, dan kerenanya harus dibahas dan di uji dalam pengujian siklus persediaan
dan pergudangan. Catatan akuntansi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi ini
disebutkan catatan akuntansi biaya.
-
PENGIRIMAN BARANG DAN
PENCATATAN PENDAPATAN DAN BIAYA
Catatan
pengiriman barang dan biaya yang terkait. Fungsi terakhir pad gambar 18-2,
adalah bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas, jadi, pengujianterhadap
pengendalian intern pada fungsi tersebut dilakukan sebagai bagian dari audit
atas siklus penjualan dan penerimaan kas. Pengujian atas transaksi harus meliputi prosedur
verifikasi untuk akurasi berkas induk persediaan perpetual.
-
PENGAMATAN FISIK
PERSEDIAAN
Pengamatan
perhitungan fisik persediaan oleh klien diperlukan untuk menentukan apakah
persediaan yang tercatat bener-benar ada pada tanggal neraca dan dihitung
dengan benar oleh klien. Persediaan adalah area audit pertama dimana pengamatan
fisik adalah jenis bahan bukti yang penting yang digunakan untuk verifikasi
saldo akun tersebut. Pengamatan fisik akan di bahas lebih lanjut dalam bab ini.
-
MENILAI HARGA DAN
MENGKOMPLIKASIKAN PERSEDIAAN
Biaya
yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentukan apakah
klien telah mengunakan suatu metode persediaan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum denganbenar dan dilaksanakan secara konsisten.
Prosedur audit yang digunakan untuk ini biasa disebut pengujian harga (price test). Disamping itu auditor harus
memverifikasikan apakah hasil perhitungan fisik telah diikhtisarkan
denganbenar, jumlah persediaan dan harganya di catat, dan dijumlahkan dengan
benar.pengujian ini disebut pengujian
kompilaasi (compilation test).
Gambar
18-3 mengikhtisarkan lima bagian dari audit atas siklus persediaan dan
pergudangan dan pada siklus mana tiap bagian diaudit. Bagian pertama dan ketiga
dari atas siklus persediaan dan pergudangan telah di bahas dalam hubungan
dengan audit siklus lainnya. Pentingnya pengujian dari siklus lain ini harus
selalu diingan dalam bab ini.
GAMBAR 18-3
Audit atas persediaan

|
Bagian audit
|
Siklus yang diuji
|
|
|
|
|
|
|
Memperoleh
dan mencatat bahan baku, buruh dan overhead
|
Perolehan
dan pembayaran, penggajian dan kepegawaian
|
|
|
|
|
|
|
Transfer
intern aktiva dan biaya
|
Persediaan
dan pergudangan
|
|
|
|
|
|
|
Pengiriman
barang dan pencatatan pendapatan dan biaya
|
Penjualan
dan penerimaan kas
|
|
|
|
|
|
|
Pengamatan
fisik persediaan
|
Persediaan
dan pergudangan
|
|
|
|
|
|
|
Penilaian
harga dan kompilasi persediaan
|
Persediaan
dan pergudangan
|
|
2.4 AUDIT ATAS
AKUNTANSI BIAYA
Struktur
pengendalian intern akuntansi biaya dari perusahaan yang berbeda akan lebih
bervariasi dari struktur pengendalian intern lainnya karena beragamnya jenis persediaan,
dan tingkat kecanggihan yang diinginkan manajemen. Misalnya, sebuah perusahaan
yang memproduksi seluruh bagian dari mesin pertanian akan memeliki pencatatan
dan pengendalian intern yang sangat berlainan dari perusahaan perakitan yang
membuat dan memasang rak dari baja. Juga perusahaan kecil dimana keterlibatan
pemilik cukup besar dalam proses produksi pencatatanya akan lebih sederhana
dari perusahaan manufaktur dengan berbagai produk.
-
PENGENDALIAN AKUNTANSI
BIAYA
Pengendalian
akuntansi biaya adalah hal-hal yang berkaitan
denganpersediaan fisik dan biayayang terkait dari titik dimana bahan baku
diminta peng-orderannya sampai titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan
dipindahkan ke gudang. Untuk memudahkannya, pengendalian ini dibagi menjadi dua
katagori: pengendalian fisik atas persediaan: bahan baku, barang dalm proses,
dan barang jadi, serta pengendalian atas biaya yang berkaitan dengannya .
Hampir
semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik atas aktiva mereka untuk
menghindari penyalahgunaan atau pencurian. Salah satu bentuk perlindungan
aktiva yang utama adalah penggunaan gudang yang terpisah-pisah dengan akses
terbatas untuk bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Dalam kasus
tertentu, penugasan pegawai tertentu yang brtanggung jawab secara spesifik pada
persediaan untuk melindungi aktiva perusahaan. Persetujuan melalui dokumen yang
prenumbered untuk otorisasi
pemindahan persediaan juga melindungi aktiva dari penyalahgunaan. Salinan dari
dokumen ini harus dikirim langsung kebagian akuntansi oleh pihak pembuatnya
tanpa melewati pihak yang menangani barang secara fisik. Contoh penggunaan yang
efektif jenis dokumen ini adalah persetujuan untuk permintaan bahan baku dari
gudang.
Berkas induk
persediaan perpetual yang di pegang oleh
pegawai yang tidak memiliki akses pada aktiva adalah pengendalian akuntansi
biaya yang juga penting. Berkas induk persediaan perpetual penting karena
beberapa hal: ia menyediakan catatan tentang jumlah persediaan yang ada, yang
akan digunakan sebagai dasar untuk produksi atau pembelian tambahan bahan baku
atau bahan lain; ia juga memeberi catatan tentang penggunaan bahanbaku dan
penjualan barang jadi, yang dapat ditelaah untuk meneliti keusangan atau barang
yang lambat perputarannya dan juga menyelenggarakan pencatatan yang dapat
digunakan untuk menunjukkan titik pertanggungjawaban atas penanganan persediaan
untuk menyelidiki jika ada perberdaan antaraa perhitungan fisik dengan jumlah
yang ada pada catatan.
Satu
hal lagi yang penting untuk mempertimbangkan adalah perlunya suatu strukrur
pengendalian intern yang mengintegrasikan produksi dengan catatan akuntansi
untuk menyajikan biaya yang akurat bagi semua produk. Keberadaan catatan biaya
yang memadai sangat penting bagi manajemen sebagai alat bantu untuk penentuan
harga, pengendalian biaya dan costing
persediaan.
-
PENGUJIAN ATAS
AKUNTANSI BIAYA
Konsep
dalam mengaudit akuntansi biaya sebenarnya tidak berbeda dengan siklus
akuntansi yang lain. Gambar 18-4 menunjukkan metedologi yang harus diikuti
auditor untuk menentukan pengujian mana yang harus dilaksanakan. Dalam
mengaudit akuntansi biaya, auditor berkepentingan dangan empat aspek:
pengendalian fisik atas persediaan, dokumen dan pencatatan pemindahan barang,
berkas induk perpetual persediaan, dan harga per unit.

|
GAMBAR 18-4
Metodologi
perancangan
pengujian atas
|
pengujian
substantif atas
transaksi untuk
|
|||
|
Merancang pengujian atas
pengendalian dan
Pengujian substansif atas
transaksi bagi sistem
Akuntansi biaya untuk memenuhi
tujuan
Audit transaksi
|
Prosedur audit
|
|
Ukuran sampel
|
|
|
Pos/Unsur yang dipilih
|
|
|
Saat pelaksanaan
|
Pengendalian
fisik
Pengujian auditor tentang memadai tidaknya pengendalian fisik atas bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi harus dibatasi pada pengamatan dan
tanya jawab. Sebagai contoh, auditor harus memeriksa area penyimpanan dengan
adanya gudang yang terkunci. Adanya gudang yang terkunci dan di tangani oleh
pegawai yang berkompten biasanya terdapat sistem penyimpanan persediaan yang
baik. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan demikian tidak
memadai sehingga sulit untuk menghitungnya, auditor harus memperluas
pengamatannya atas pengujian persediaan fisik untuk meyakinkan bahwa
perhitungan yang memadai telah dilakukan.
Dokumen dan
catatan pemindahan persedian Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan
persediaan dari satu lokasi ke lokasi lainnya adalah apakah pemindahan yang
dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah, deskripsi
dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama adalah untuk memahami
struktur pengendalian intern pemindahan barang sebelum pengujian barang yang
relevan dapat dilakukan. Jika struktur pengendalian intern telah dipahami,
pengujian dapat mudah dilakukan melalui pemeriksaan terhdap catatan dan
dokumen. Misalnya, prosedur untuk meguji keberadaan dan akuasi pemindahan
barang dari gudang bahan baku ke bagian produksi adalah dengan menghitung
rangkaian permintaan bahan baku, meneliti persetujuan permintaan tersebut, dan
membandingkan jumlah, deskripsi,dan tanggalnya dengan informasi yang ada pad
berkas induk persediaan perpetual bahan baku. Sejalan dengan itu, catatan
penyelesaian produksi dapat dibandingkan dengan berkas induk untukmeyakinkan
bhwaseluruh barang jadi telah dipindahkan ke gudang barang barang jadi.
Berkas induk
persediaan perpetual Keberadaan berkas induk perpetual persediaan
yang memadai memiliki efek yang besar pada saat
pelaksanaan dan luas pemeriksaan fisik persediaan oleh auditor. Jika
terdapat berkas induk perpetual persediaan yang akurat, biasanya memungkinkan
pengujian fisik persediaan setelah tanggal neraca.persediaan fisik interim
dapat menghemat biaya auditor dan klien secara signifikan, dan memungkinkan
klien untuk mendapatkan laporan keuangan yang diaudit lebih awal. Berkas induk
persediaan perpetual juga memungkinkan auditor untuk mengurangi pengujian fisik
persediaan jika tingkat resiko pengendalian yang berkaitan dengan pengamatan
fisik tersebut rendah.
Pengujian
atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik
persediaan atau mengubah saat pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan dokumen. Dokumen untuk verifikasi pembelian bahan baku dapat
dilakukan dengan verifikasi perolehan sebagai bagian dari pengujian siklus
perolehan dan pembayaran. Dokumen yang mendukung pengurangan persediaan bahan
baku untuk produksi dan peningkatan persediaan barang jadi ketika barang telah
diproduksi diperiksa sebagai bagian dari pengujian atas dokumen dan catatan
akuntansi biaya yang akan dibahas dalam bagian berikut. Pengurangan persediaan
barang jadi melalui penjualan pada pelanggan biasanya pencatatan tersebut
setelah auditor mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern dirancang dan
memutuskan sampai pada tahap mana risiko pengendalian yang ditetapkan harus
diturunkan.
Catatan biaya
per unit
Mendapatkan data yang akurat mengenai biaya bahan baku, upah langsung
dan overhead pabrik adalah bagian penting dari akuntansi biaya. Pencatatan
akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan
catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk.
Catatan akuntansi biaya berhubungan dengan auditor karena penilaian persediaan
akhir tergantung pada baik-tidaknya perancangan dan penggunaan pencatatan
tersebut.
Dalam
pengujian terhadap catatan biaya persediaan auditor harus memahami strukrur
pengendalian intern. Hal ini biasanya cukup memakan waktu karena arus biaya
tersebut biasanya berkaitan dengan pencatatan akuntansi lainnya, dan mungkin
tidak begitu jelas bagaimana struktur pengendalian intern berlaku pada
pemindahan intern bahan baku, dan untuk upah langsung serta overhead pabrik
selama produksi berlangsung.
Setelah
auditor memahami struktur pengendalian intern, pendekatan untuk verifikasi
melibatkan kosep yang sama dengan konsep yang dibahas dalam transaksi penjualan
dan pembelian. Manakala memungkinkan, lebih baik pengujian atas catatan
akuntansi biaya dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan,
penjualan dan penggajian untuk menghindari pengujian ganda. Misalnya, saat
auditor melakukan pengujian tansaksi pembelian sebagai bagian dari pengujian
terhadap siklus perolehan dan pembelian, lebih baik kalau auditor juga
menelusuri unit dan harga pe unit bahan baku ke berkas induk persediaan
perpetual, dan total biaya ke catatan akuntansi biaya. Demikian pula, jika data
biaya gaji dicatat untuk beberapa pekerjaan, lebih baik untuk menelusuri biaya
dari laporan gaji ke catatan biaya pekerjaan dalam bagian dari pengujian siklus
penggajian dan kepegawaian.
Kesulitan
yang besar dalamverifikasi catatan biaya persediaan adalah dalam menetukan
kelayakan suatu alokasi biaya. Contohnya, pengalokasian overhead pabrik ke
suatu produk menggunakan asumsi tertentu yang akan sangat mempengaruhi biaya
persediaan per unit dan pada gilirannya kewajaran penilaian persediaan. Dalam
mengevaluasi pengalokasian ini auditor harus mempertimbangkan kewajaran angka
pembilang maupun penyebut yang menghasilkan angka biaya per unit tersebut.
Misalnya, dalam pengujian alokasi biaya overhead pada persediaan dengan dasar
biaya upah langsung, tingkat (rate)
overrhead tersebut harus kira-kira sama dengan biaya overhead pabrik aktual
dibagi dengan jumlah rupiah biaya upah aktual. Karena biaya overhead total
diuji dalam rangka pengujian atas silus perolehan dan pembayaran, dan upah
lansung diuji dalam siklus penggajian dan kepegawaian, menentukan kewajaran
tingkat tersebut tidak begitu sulit. Tapi jika overhead pabrik dialokasikan
dengan dasr penggunaan mesin, auditor harus memverifikasi kewajaran jan mesin
melalui pengujian terpisah atas catatan pemakaian mesin. Satu pertimbangan
penting dalam mengevaluasi kewajaran semua alokasi biaya termasuk overhead
pabrik, adalah konsistensi dengan tahun sebelumnya.
2.5 PROSEDUR
ANALITIS
Prosedur analitik itu penting pada audit atas persediaan dan
pergudangan dan juga pada siklus siklus lain. Tabel dibawah ini mencantumkan
beberapa prosedur analitik yang umum di pakai,dan kemungkinan salah saji yang
diindikasikan jika ada fluktuasi. Beberapa dari prosedur analitik dibawah
dibahas pada silkus lainnya. Contoh adalah persentase marjin kotor.
PROSEDUR ANALITIK UNTUK SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
|
Prosedur analitik
|
Kemungkinan salah saji
|
|
Bandingkan
persentase marjin kotor dengan tahun sebelumnya.
|
Salah
saji atau kurang saji persediaan dan harga pokok penjualan.
|
|
Bandingkan
perputaran persediaan (Harga pokok penjualan dibagi dengan persediaan rata-rata)
dengan tahun sebelumnya.
|
Investasi
keusangan persediaan yang mempengaruhi persediaan dan harga pokok penjualan.
|
|
Bandingkan
persediaan biaya perunit dengan tahun sebelumnya.
|
Salah
saji atau kurang saji biaya perunit, yang mempengaruhi persediaan dan harga
pokok penjualan.
|
|
nilai
persediaan yang diperluas dengan tahun sebelumnya.
|
Salah
saji dalam kompilasi, biaya perunit, atau pengalian, yang mempengaruhi
persediaan dan harga pokok penjualan.
|
|
Bandingkan
biaya produksi tahun berjalan dengan tahun sebelumnya (biaya variabel harus
disesuaikan jika ada perubahan volume).
|
Salah
saji biaya perunit persediaan, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan
overhead pabrik, yang mempengaruhi persediaan dan HPP.
|
2.6 AUDIT ATAS PENETAPAN HARGA DAN KOMPLIKASI PERSEDIAAN
Bagian
penting dari audit atas persediaan adalah melaksanakan segala prosedur yang
diperlukan untuk meyakinkan bahwa penghitungan fisik telah dinilai harganya dan
kompilasi secara memadai. Penetapan harga mencakup semua pengujian atas biaya
per unit klien untuk menetukan apakah sudah tepat. Kompilasi mencakup seluruh
pengujian atas pengitikhsaran penghitungan fisik, hasil perkalian harga dengan
kuantitas, penjumlahan ikhtisar persediaan dan penelusuran saldo ke buku besar.
-
PENGENDALIAN PENETAPAN DAN
KOMPILASI HARGA
Keberadaan
struktur pengendalian intern yang memadai untuk biaya per unit yang terin
tegrasi dengan produksi dan catatan akuntansi lain,penting untuk meyakinkan
bahwa tingkat biaya yang memadai telah digunakan untuk menilai persediaan akhir.
Satu pengendalian intern yang penting adalah penggunaan catatan biaya standar yang menunjukkan varians dalam bahan baku,
upah dan biaya overhead, dan dapat digunakan untuk mengevaluasi produksi. Kalau
biaya standar digunakan, prosedur harus dirancang untuk mengantisipasi
perubahan yang mungkin terjadi dalam proses dan biaya produksi. Penelaahan
niaya per unit untuk kelayakannya oleh orang yang independen dalam bagian yang bertanggung
jawab untuk mengembangkan biaya juga adalah suatu bentuk pengendalian yang
berguna dalam penilaian.
Pengendalian
intern yang dirancang untuk mencegah lebih saji persediaan dengan mengikutkan
persediaan usang, adalah penelaahandan pelaporan formal dari persediaan yang
usang, rusak, perputarannya lambat, atau lebih saji. Penelaahan harus dilakukan
oleh pegawai yang kompeten dengan menelaah berkas induk persediaan perpetual
untuk perputaran persediaan dan mendiskusikannya dengan bagian produksi.
Pengendalian
intern kompilasi diperlukan untuk meyakinkan bahwa
penghitungan fisik, secara memadai telah diikhtisarkan, dinilai harganya sama
dengan catatan per unitnya, dikalikan dan dijumlahkan dengan benar, dan
disertakan dalam buku besar jumlah yang memadai. Pengendalian intern kompilasi
yang penting mencakup dokumen dan catatan yang memadai untuk penghitungan fisik
dan verifikasi intern yang memadai. Jika persediaan memiliki kartu yang prenumbered yang di telaah seksama
sebelum di bebaskan dari kewajiban melakukan penghitungan fisik persediaan,
akan kecil resiko kekeliruan dari pengikhtisaran kartu tersebut. Bagian
pengendalian internyang terpenting atas akurasi penilaian harga, perkalian dan
penjumlahan adalah verifikasi intern oleh personil yang cakap dan independen.
-
PROSEDUR PENETAPAN DAN
KOMPLIKASI HARGA
Tujuan
spesifik pengujian terimci atas saldo juga berguna untuk membahas prosedur
penilaian harga kompilasi. Tujuan dan pengujiannya disajikaan pada Tabel 18-3,
kecuali untuk tujuan pisah-batas. Urutannya, sekali lagi di ubah untuk
memudahkan. Pengamatan fisik, seperti telah dibahas
-
PENILAIAN PERSEDIAAN
Penilaian
(harga) yang memadai untuk persediaan adalah salah satu bagian terpenting dan
paling memakan waktu dalam audit. Dlam melakukan pengujian harga, tiga
halpenting mengenai metode penetapan harga klien metode tersebut harus sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, penerapannya konsisten dari
tahun-ke-tahun, dan harus mempertimbangkan antara nilai pasar dengan nilai
penggantian (replacement cost).
Karena metode verifikasi penetapan harga persediaan tergantung dari apakah
persediaan tersebut dibeli atau diproduksi sendiri, kedua katagori iniakan
dibahas terpisah.
Menilai harga
persediaan yang dibeli Jenis persediaan yang masuk dalam katagori
pertama terutam adalah bahan baku, suku cadang yang di beli, dan peralatan.
Dalam langkah pertama verifikasi penilaian persediaan yang dibeli, sangat
penting untuk menegaskan apakah dipakai metode FIFO, LIFO, rata-rata tertimbang atau metode
penilaian lain. Juga penting untuk menetapakanbiaya apa yang harus diikutkan
dalam penilaian suatu jenis persediaan tertentu. Misalnya, auditor harus
mengetahui apakah ongkos angkut, gudang, potongan, dan biaya lain dibandingkan
hasilnya dengan kertas kerja audit tahun sebelumnya untuk memastikan
konsistensi pemakaian metode tersebut.
Dalam
memilih jenis persediaan tertentu untuk penetapan harga, penekanan harus
diberikan pada barang bernilai tinggi dan barang yang diketahui
memilkifluktuasi harga yang besar, walaupun juga sampel yang representatifdari
tiap jenis barang dan bagian harus diikutkan. Metode sampling variabel
terstratifikasi atau moneter lazim digunakan dalam pengujian ini.
Auditor
harus menuliskan daftar persediaan yang akan diverifikasi dan meminta klien
menunjukkan: faktur pembeliannya. Adalah penting bahwa faktur yang cukup telah
diperiksa untuk seluruh jumlah persediaan dari artikel tertentu yang diuji.
Khususnya yang memeekai metode penilaian FIFO. Pemerikasaan faktur yang
mencukupi adalah penting untuk mengungkapkan situasi dimana klien menilai
persediaan hanya dari faktur-faktur yang terbaru, dan dalam beberapa kasus,
mengungkapkan keusangan persediaan. Misalnya, penilaian oleh klien untukjenis
persediaan tertentu adalah Rp 24.000 per unit dalm 1.000 unit, menggunakan
metode FIFO. Auditor harus memeriksa faktur-faktur pembelian terakhir dari
jenis persediaan tersebut dalam tahun yang diaudit sampai mencakup penilaian
untuk seluruh 1.000 unit tersebut. Jika pembelian terakhir adalah 700 unit
dangan harga Rp 24.000 dan pembelian sebelumnya adalah 600 unit seharga Rp
22.600, persediaan jenis tersebut akan lebih saji sebesar Rp 420.000 (300 *Rp
1.400).
Jika
klien memiliki berkas induk persediaan perpetual yang mencantumkan harga beli
per unit, biasanya lebih baik untuk menelusuri biaya per unit ke catatan
perpetual daripada ke faktur pemasok. Dalam banyak kasus, hal ini mengurangi
biya verifikasi penilaian persediaan secara signifikan. Tentunya, jika catatan
perpetual digunakan untuk verifikasi biaya per unit, adalah perlu untuk menguji
biaya per unit dalam catatan perpetual ke faktur pemasok sebagai bagian dair
pengujian siklus perolehan dan pembayaran.
Menilai harga
perssdiaan yang diproduksi Auditor harus mempertimbangkan biaya bahan
baku, upah langsung, overhead pabrik dalam menilai barang dalam proses dan
barang jadi. Perlunya verifikasi unsur-unsur ini membuat audit untuk barang
dalam proses dan barang jadi lebih kompleks dari persediaan yang dibeli.
Tetapi, pertimbangan seperti menentukan barang yang akan diuji, menguji mana yang
lebih rendah antara harga beli dan harga pasar dan kemungkinan keusangan dapat
diterapkan juga disini.
Dalam
menilai bahan baku dalam barang yang diproduksi, perlu dipertimbangkan biaya
per unit dan jumlah unit bahan baku yang digunakan untuk memproduksi satu unit
barang jadi. Biaya per unit dapat diverifikasikan dengan cara yang sama dengan
persediaan yang dibeli, dengan memeriksa faktur penjual mauppun catatan induk
perpetual. Kemudian harus diperiksa spesifikasi teknisnya, barang jadi yang
dihasilkan, dan menelaah metode lain untuk menentukan jumlah unit yang
dibutuhkan untuk memproduksi satu barang tersebut.
Sejalan
dengan diatas,biaya upah langsung perjam dan jumlah jan yang dibutuhkan untuk
memproduksi satu unit barang jadi harus diverifikasi ketika menguji biaya upah
langsung. Biaya upah per jam dapat diverifikasi dengan membandingkannya ke
penggajian pekerja atau kontrak kerja. Jumlah jam yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang tersebut dapat ditentukan dari spesifikasi teknis atau
sumber sejenis.
Penetapan
biaya overhead pabrik yang memadai untuk barang dalam proses dan barang jadi
tergantung pada pendekatan yang digunakan klien. Adalah perlu untuk memeriksa
konsistensi pemakaian metode dan kelayakan pemakaiannya, serta menghitung ulang
penghitungan biaya tersebut untuk meyakinkan ketetapannya. Misalnya, jika
tingkat overhead pabrik didasarkan pada jumlah upah langsung, auditor dapat
membagi jumlah biaya overhead dengan biaya upah langsung untuk menentukan
overhead yang sebenarnya. Tingkat overhead ini kemudian dibandingkan dengan
yang digunakan klien untuk menetukan biaya per unit.
Harga perolehan
atau harga pasar
Dalam menetapkan persediaan, perlu untuk mempertimbangkan mana harga
yang lebih rendah antara biaya historis dangan biaya penggantian (replacement). Biaya persediaan dalam
faktur penjualan terbaru pada tahun setelah tanggal neraca adalah cara yang
efektif untuk mmenguji biaya penggantian, tapi juga perlu dipertimbangkan biaya
jual kembali dari persediaan tersebut dan kemungkinan fluktuasi harga yang
cepat. Akhirnya, dalam proses evaluasi perlu dipertimbangkan juga kemungkinan
terjadinya keusangan persediaan.
Kalau
klien menggunakan catatan biaya standar.
Metode penentuan penilaian yang efesien daan bermanfaat adalah dengan menelaah
dan menganalisis varians. Kalau varians, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead
pabrik kecil, catatan biaya tersebut merupakan bahan bukti yang andal.
2.7 MEMADUKAN
PENGUJIAN
Bagian
tersulit untuk memahami audit atas siklus persediaandan pergudangan adalah
mengenai hubungan antar berbagai pengujian yang berbeda yang dilakukan auditor
untuk menetukan apakah persediaan dan harga pokok penjualan disajikan secara
wajar. Pembahasan berikut ini dirancang untuk menolong pembaca memahami audit
atas siklus persediaan dan pergudangan sebagai serangkaian pengujian pengujian
yang terpadu.
Pengujian atas
siklus perolehan dan pembayaran Saat auditor melakukan vrifikasi perolehan
sebagai bagian dari pengujian atas siklus perolehan dan pembayaran, bahan bukti
dikumpulkan mengenai akurasi pembelian bahan baku dan semua biaya overheaad
pabrik, kecuali upah. Biaya pembelian ini dapat mengalir langsung ke harga
pokok penjualan atau menjadi bagian terpenting dari persediaan akhir bulan,
barang dalam proses, atau barang jadi. Dalam audit yang berkaitan dengan berkas
induk persediaan perpetual, adalah umum untuk mengujinya sebagai bagian dari
prosedur penggajian atas transaksi dalam siklus perolehan atas pembayaran.
Sejalan dengan itu, kalau hanya manufaktur dimasukkan pada satu pekerjaan saja
atau pada proses, biasanya biaya tersebut diuji sebagai bagian dari siklus yang
sama.
Pengujian atas
siklus penggajian dan kepegawaian Saat auditor melakukan verifikasi biaya
buruh, komentar yang sama diterapkan seperti pada pembelian. Dalam kebanyakan
kasus, pencatatan biaya akuntansi untuk upah buruh langsung dan tidak langsung
dapat diuji sebgai bagian dari pengujian siklus penggajian dan kepegawaian jika
ada perencanaan yang memadai.
Pengujian atas
siklus penjualan dan penerimaan kas Walaupun hubungan anara siklus penjualan dan
penerimaan kas dengan siklus persediaan dan pergudangan tidak terlalu dekat
dibandingkan kedua siklus sebelum ini. Tetapimasih tetap penting. Kebanyakan
pengujian audit untuk penyimpanan barang jadi, juga pengiriman barang dan
pencatatan penjualan dilakukan dalam pengujian atas siklus penjualan dan
penerimaan kas. Disamping itu, kalau pencatatan biaya standar diterapkan,
adalah mungkin untuk menguji harga pokok penjualan standar pada waktu yang
bersamaan ketika pengujian atas penjualan dilaksanakan.
Pengujian atas
akuntansi biaya Pengujian atas akuntansi biaya dimaksudkan
untuk melakukan verifikasi pengendalian yang mempengaruhi persediaan yang tidak
diverifikasi dalam tiga siklus yang telah dibahas. Pengujian dilakukan pada
pengendalian fisik, pemindahan biaya bahan baku ke barang dalam proses,
pemindahan biaya barang yang selesai ke barang jadi, berkas induk persediaan
perpetual, dan catatan biaya per unit.
Persediaan
fisik, kompilasi dan penetapan harga Dalam kebanyakan audit, asumsi mendasar
dalam siklus persediaan dan pergudangan adalah bahwa harga pokok penjualan
adalah hasil dari persediaan awaldi tambah pembelian bahan baku, upah buruh
langsung, dan biaya pabrik lainnya dikurangi persediaan akhir. Kalau pendekatan
audit untuk persediaan dan harga pokok penjualan dilakukan dengan asumsi ini,
pentingnya persediaan akhir sangat jelas. Persediaan fisik, kompilasi, dan
penetapan harga masing-masing sangat penting dalam audit karena kekeliruan pada
salah satu mengakibatkan salah satu mengakibatkan salah sajinya persediaan dan
harga poko penjualan.
Dalam
pengujian persediaan fisik, adalah mungkin untuk mengandalkan berkas induk
persediaan perpetual, kalau catatan tersebut telah diuji dalam salah satu
pengujian siklus yang telah dibahas. Bahkan, kalau catatan induk perpetual
persediaan dianggap dapat diandalkan, auditor dapat pengamatandan menguji
penghitungan fisik pada saat waktu dalam tahun berjalan, dan mengandalkan
catatan perpetual untuk mendapatkan catatan kuantitas yang memadai.
Dalam
pengujian biaya per unit, juga dimungkinkan untuk mengandalkan, sampai tingkat
tertentu, pengujian dari catatan biaya yang dibuat pada saat pengujian siklus
transaksi. Keberadaan catatan biaya standar juga berguna dalam hal perbandingan
dengan biaya per unit yang sebenarnya.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
:
Audit
atas persediaan adalah bagian yang paling kompleks dan menghabiskan waktu dalam
audit, karena hal-hal berikut :
·
Persediaan adalah
bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang
melibatkan modal kerja.
·
Persediaan dapat
terbesar di beberapa lokasi yang menyulitkan perhitungan dan pengendalianfisik.
Perusahaan menempatkan persediaannya sedemikian rupa untuk efesiensi produksi
dan penjualan, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan auditor yang
besar.
·
Bermacam ragam
persediaan juga menyulitkan auditor. Barang-barang seperti perhiasan, bahan
kimia, suku cadang elektronik sering menyulitkan pengamatan dan penilaian.
·
Penilaian persediaan
juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya
manufaktur ke persediaan.
·
Ada beberapa metode
penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai metode
tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun terlebih lagi sering perusahaan
menggunakan metode penilain persediaan yang berada untuk jenis persediaan yang
berbeda.
3.2 Saran :
Mudah-mudahan
dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan pembaca
tentang Audit Atas Siklus Persediaan dan Pergudangan. Harapan penulis dengan
adanya makalah ini juga agar dapat membantu sipembaca untuk memahaminya,
walaupun mungkin kurang komprehensif, namun dengan begitu diharapkan dapat
membantu seperlunya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Elder dan Beasley,
10th edition, Auditing and Assurance Services, 2005, Prentice Hall.
www. Google.com
Sumber : Auditing II Audit Atas Siklus Persediaan dan
Pergudangan.


0 komentar:
Posting Komentar